Jumat, 04 Februari 2011

Motivasi Anak untuk Gemar Membaca


Apa yang anda inginkan untuk anak anda pada saat ini? Apakah anda ingin anak anda hanya bisa membaca atau gemar membaca? Tentu anda akan dapat merasakan bedanya.
Membantu anak-anak belajar membaca tidaklah sulit, tetapi anda membutuhkan teknik yang benar untuk mempraktekkannya. Seperti kata pepatah lama yang menyebutkan ’mudah saja jika anda tahu caranya’. Jadi jika anda mengetahui cara dalam membantu anak-anak belajar membaca, maka hasilnya akan berbeda.

Jika anak-anak tidak menyukai sesuatu, anda tidak bisa memaksa mereka untuk melakukannya. Tetapi, jika anak-anak menyukai sesuatu, anda sebagai orang tua tidak bisa menghentikan mereka. Jika kita ingin anak-anak kita gemar membaca, kita sebagai orang tua harus mulai menanamkan kecintaan anak-anak terhadap buku. Tujuan utamanya bukanlah mengajarkan bagaimana cara menerjemahkan atau membunyikan atau mengenal kata, melainkan untuk menanamkan rasa cinta, semangat, dan gairah anak-anak terhadap buku sejak dini. Pada tahap awal membaca, sebaiknya kita tidak terlalu menuntut usaha yang lebih dari pihak anak, melainkan tahap awal itu harus sangat menyenangkan bagi anak, tidak boleh tidak. Jadi buatlah kegiatan belajar membaca menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan.
Orang tua zaman dulu membacakan buku untuk anak hanya sebagai kesenangan, mereka tidak menganggap buku sebagai media belajar membaca. Prinsip lawas yang mereka pegang adalah anak-anak belum siap belajar membaca sebelum mereka masuk ke jenjang sekolah. Zaman telah berubah, prinsip tersebut tidak bisa selamanya diterapkan. Pelajaran membaca tidak hanya bertujuan agar anak bisa membaca tapi agar anak juga gemar membaca. Orang tua merupakan komponen penting yang mengenalkan kemampuan membaca kepada anak. Membacakan untuk anak, sering mengajak mereka berbicara, dan mengajak anak melakukan berbagai kegiatan menarik adalah cara yang bisa orang tua lakukan untuk mengasah kemampuan prabaca anak.
Seperti yang diungkapkan di atas bahwa pengajaran membaca sebaiknya dimulai sejak dini. Ada sebagian pakar yang percaya bahwa periode bayi merupakan periode ideal untuk mulai belajar membaca. Seorang bayi mendengar percakapan dan bahasa sejak dia dilahirkan. Kita pasti tersenyum ketika mendengar celotehan si bayi seperti ’Awwa, waa,” yang kita terjemahkan sebagai ”Ayah” dan ”Buh, buh,” adalah ”Ibu”. Padahal belum tentu itu yang dimaksud, tetapi kita tetap meyakininya seperti itu. Rabanan (babbling) tersebut selalu kita hargai dengan pelukan, tawa, dan pujian. Secara naluriah rabanan merupakan tahap awal dari berbicara. Jadi, sepenuhnya kita harus terus melibatkan anak-anak dalam percakapan. Percakapan tersebut bisa kita lakukan pada mereka saat berbicara di mobil ataupun saat kita sedang memandikan mereka. Kita bisa sambil menunjuk benda-benda dan memberikan penjelasan. Kita harus tahu bahwa setelah anak sering mendengar dan terlibat dalam percakapan, kemampuannya dalam menerapkan kaidah bahasa juga pasti meningkat. Betapa menakjubkannya cara anak-anak dalam menyerap setiap kaidah-kaidah tersebut. Kesalahan mereka justru merupakan indikasi kemampuan mereka dalam menyerap tata bahasa.
Selanjutnya, kita bisa mengajarkan membaca dengan membiasakan anak-anak melihat kata-kata tertulis. Dengan bahagia, kita akan mendengar celotehan-celotehan anak yang sedang membolak-balik halaman. Celotehan tersebut merupakan tahap awal membaca. Menurut Kathy Hirsh, PhD, direktur Infant Laboratory Temple University di Ambler, Pennsylvania, ”Jika orang tua rajin membacakan buku kepada anak dan kerap melibatkan anak dalam pembicaraan, hal itu bisa membangun perbendaharaan kata dan menumbuhkan kemampuan dasar membaca.”
Kebiasaan membacakan buku bagi anak-anak anda adalah salah satu hal yang paling berharga yang dapat kita lakukan untuk mereka. Karena memiliki manfaat yang sangat besar. Sebagian orang sudah membacakan buku pada bayi yang masih dalam kandungan. Mungkin anda menganggap ini berlebihan, tetapi pastikan untuk memulai sebelum anak bisa berbicara. Cobalah anda membeli buku kain yang dikemas bersama mainan lunak untuk bayi dari lahir hingga usia sembilan bulan. Atau masih banyak jenis-jenis buku lain yang juga berfungsi sebagai mainan. Tampaknya ini memang seperti hanya mainan, tapi benda-benda tersebut sangat berguna untuk membangkitkan kecintaan anak terhadap membaca.
Membacakan buku pada anak anda tidak hanya membangkitkan kecintaan mereka terhadap buku. Tetapi kegiatan ini juga membiasakan mereka dengan bahasa buku sehingga anak-anak siap untuk membaca sendiri. Keuntungan lain dari membacakan buku untuk anak-anak anda adalah peningkatan jumlah kosakata mereka. Sebaliknya, anak yang tak pernah dibacakan buku akan kehilangan kesempatan dalam menyerap bentuk bahasa tulisan, dan kurang mampu memperkirakan isi sebuah wacana. Anda bisa melibatkan kakek-nenek, pengasuh anak anda, dan teman-teman dalam membantu anda membacakan buku untuk anak-anak.
Dalam membacakan buku untuk anak, sebaiknya anda bisa melakukannya dengan ekspresif. Tirukan suara-suara, putar mata anda, berbisiklah dengan ketakutan, berteriak dan melompatlah seolah-olah anda adalah seekor naga, seorang putri ataupun raja. Cara ini membuat acara pembacaan buku menjadi menyenangkan.
Tak ada jawaban pasti kapan anda harus berhenti membacakan buku untuk anak-anak. Tetapi biasanya anak-anak akan memberitahu anda bila mereka merasa tidak memerlukannya lagi.
Jika kita ingin menciptakan generasi yang gemar membaca, kita sebagai orang tua sebaiknya bisa menjadi teladan. Kita harus bisa mempertunjukan bahwa membaca merupakan kegiatan yang dilakukan untuk keuntungan diri sendiri, bukan orang lain.  Jadi, tak ada gunanya bila kita mencoba menularkan ”virus” membaca kepada anak-anak, jika kita sendiri tidak memiliki minat untuk membaca.

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog